Solar Langka Nelayan Indramayu Makin Sengsara
Indramayu - Kelangkaan solar yang melanda Indramayu dalam beberapa hari terakhir ini dampaknya bukan hanya menyulitkan awak angkutan umum dan barang di darat tapi juga menyengsarakan para nelayan yang akan berangkat ke laut.
Banyak nelayan kecil yang tidak bisa berangkat mencari hasil tangkapan laut karena solar sebagai BBM mesin dieselnya sulit diperoleh. Mereka terpaksa menambatkan alias memarkirkan perahu perahu kecilnya di tepi muara karena tak bisa bekerja.
Sejumlah SPBN (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan) umumnya membatasi pembelian solar yang dibutuhkan nelayan. Nelayan kecil sering tak memperoleh solar karena solar yang semula tersedia di SPBN tiba tiba habis diborong juragan atau pemilik kapal besar.
“Pemilik kapal besar membeli kebutuhan solar per kepal mencapai Rp100 juta dengan kapasitas dua tangki. Seorang juragan memiliki kapal besar mencapai puluhan unit,” kata Radi, 43 salah seorang nelayan.
Disebutkan, kapal besar memerlukan solar sampai Rp100 juta sekali jalan untuk mendukung kebutuhan BBM selama mencari hasil tangkapan laut selama 40 hari. Kapal besar biasa mencari hasil tangkapan laut sampai wilayah perbatasan Malaysia.
Nelayan kecil tidak butuh waktu berbulan bulan mencari hasil tangkapan laut. Sehari cukup 10 liter hingga 20 liter untuk menmggerakkan mesin perahu yang hanya berukuran panjang 6 meter dan lebar 1,8 meter.
Wilayah pencarian hasil tangkapan pun tidak jauh. Hanya puluhan mil saja. Dengan hasil yang tak seberapa. Hanya cukup untuk kebutuhan makan sehari hari.(taryani/d).
Banyak nelayan kecil yang tidak bisa berangkat mencari hasil tangkapan laut karena solar sebagai BBM mesin dieselnya sulit diperoleh. Mereka terpaksa menambatkan alias memarkirkan perahu perahu kecilnya di tepi muara karena tak bisa bekerja.
Sejumlah SPBN (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan) umumnya membatasi pembelian solar yang dibutuhkan nelayan. Nelayan kecil sering tak memperoleh solar karena solar yang semula tersedia di SPBN tiba tiba habis diborong juragan atau pemilik kapal besar.
“Pemilik kapal besar membeli kebutuhan solar per kepal mencapai Rp100 juta dengan kapasitas dua tangki. Seorang juragan memiliki kapal besar mencapai puluhan unit,” kata Radi, 43 salah seorang nelayan.
Disebutkan, kapal besar memerlukan solar sampai Rp100 juta sekali jalan untuk mendukung kebutuhan BBM selama mencari hasil tangkapan laut selama 40 hari. Kapal besar biasa mencari hasil tangkapan laut sampai wilayah perbatasan Malaysia.
Nelayan kecil tidak butuh waktu berbulan bulan mencari hasil tangkapan laut. Sehari cukup 10 liter hingga 20 liter untuk menmggerakkan mesin perahu yang hanya berukuran panjang 6 meter dan lebar 1,8 meter.
Wilayah pencarian hasil tangkapan pun tidak jauh. Hanya puluhan mil saja. Dengan hasil yang tak seberapa. Hanya cukup untuk kebutuhan makan sehari hari.(taryani/d).
Post a Comment