Warga Indramayu Korban Banjir Ditemukan di Rumahnya
Indramayu - Naas dialami Tjasti (74), korban banjir Muarabaru, Pluit, Penjaringan.
Pria asal Indramayu, Jawa Barat itu dtemukan sudah tak bernyawa lagi di
rumahnya di RT 08/17, Muarabaru, Pluit, Penjaringan, Selasa (22/1).
Setelah sempat dibawa ke RS Pluit untuk diotopsi, korban kemudian dibawa
pihak keluarga untuk dimakamkan di Indramayu, Jawa Barat.
Asep (36), warga RT 01/017 Muara Baru mengatakan, sekitar pukul 11.00, dirinya mendapat kabar jika salah seorang warga ditemukan meninggal dunia di rumahnya. "Korban memang menderita sakit jantung dan paru-paru sejak lama. Korban langsung dievakuasi petugas TNI dan PMI menggunaka mobil ambulan RS Pluit," kata Asep, Selasa (22/1).
Ketua RW 18, Pluit, Gustara membenarkan bila salah satu warganya yang diketahui bernama Tjasti (74) ditemukan sudah tak bernyawa di rumahnya. Korban, kata Gustara, memang dari awalnya tidak ingin mengungsi dan lebih memilih bertahan dirumahnya. "Dia (korban) memang sejak lama sudah sakit-sakitan. Apalagi, sebelumnya korban juga enggan dievakuasi dan lebih memilih bertahan di rumah," katanya.
Walikota Jakarta Utara, Bambang Sugiyono mengaku prihatin mendengar kabar meninggalnya korban banjir. Terlebih, korban menolak untuk dievakuasi. "Akses menuju rumah korban memang sulit ditembus saat banjir seperti ini. Karena rumahnya berada di dalam gang. Sebelumnya, kami bersama petugas TNI telah mengevakuasi warga di sana, tapi kenyataannya warga memilih bertahan dengan alasan mengamankan barang-barang berharganya. Padahal, nyawa lebih berharga daripada barang-barangnya," katanya.
Dengan adanya peristiwa itu, Bambang mengimbau kepada warganya, terutama yang belum dievakuasi, agar mau dievakuasi ke lokasi pengungsian. "Saya minta kepada warga agar mau dievakuasi ke tempat pengungsian. Nanti di sana pelayanan kesehatan dan makanannya maupun bantuan lainnya terjamin," tandasnya.(sumber)
Asep (36), warga RT 01/017 Muara Baru mengatakan, sekitar pukul 11.00, dirinya mendapat kabar jika salah seorang warga ditemukan meninggal dunia di rumahnya. "Korban memang menderita sakit jantung dan paru-paru sejak lama. Korban langsung dievakuasi petugas TNI dan PMI menggunaka mobil ambulan RS Pluit," kata Asep, Selasa (22/1).
Ketua RW 18, Pluit, Gustara membenarkan bila salah satu warganya yang diketahui bernama Tjasti (74) ditemukan sudah tak bernyawa di rumahnya. Korban, kata Gustara, memang dari awalnya tidak ingin mengungsi dan lebih memilih bertahan dirumahnya. "Dia (korban) memang sejak lama sudah sakit-sakitan. Apalagi, sebelumnya korban juga enggan dievakuasi dan lebih memilih bertahan di rumah," katanya.
Walikota Jakarta Utara, Bambang Sugiyono mengaku prihatin mendengar kabar meninggalnya korban banjir. Terlebih, korban menolak untuk dievakuasi. "Akses menuju rumah korban memang sulit ditembus saat banjir seperti ini. Karena rumahnya berada di dalam gang. Sebelumnya, kami bersama petugas TNI telah mengevakuasi warga di sana, tapi kenyataannya warga memilih bertahan dengan alasan mengamankan barang-barang berharganya. Padahal, nyawa lebih berharga daripada barang-barangnya," katanya.
Dengan adanya peristiwa itu, Bambang mengimbau kepada warganya, terutama yang belum dievakuasi, agar mau dievakuasi ke lokasi pengungsian. "Saya minta kepada warga agar mau dievakuasi ke tempat pengungsian. Nanti di sana pelayanan kesehatan dan makanannya maupun bantuan lainnya terjamin," tandasnya.(sumber)
Post a Comment