Kiriman Uang TKI Indramayu Capai Rp 1 Miliar per Hari
Indramayu - Ribuan tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Kabupaten Indramayu benar-benar menjadi pahlawan devisa bagi negara. Hal itu terbukti dari besarnya nilai uang yang mereka kirimkan dari luar negeri.
Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Indramayu, Wawang Irawan, menyebutkan jumlah kiriman uang TKI asal Kabupaten Indramayu sepanjang 2008 itu mencapai Rp 332 miliar. Sedangkan, sepanjang 2009 jumlahnya meningkat menjadi Rp 398 miliar.
‘’Jadi, rata-rata Rp 1 miliar per hari kerja,’’ ujar Wawang, Rabu (16/2).
Namun, Wawang mengatakan jumlah tersebut baru mencakup nilai uang yang dikirimkan para TKI melalui jasa western union di kantor pos. Padahal, tak sedikit TKI yang mengirimkan uangnya melalui lembaga perbankan. Ada juga yang dibawa langsung dalam bentuk tunai saat mereka pulang ke tanah air. ‘’Karena itu, jumlah yang sebenarnya pasti lebih besar,’’ kata Wawang.
Menurut Wawang, hasil jerih payah para TKI itu bisa dilihat dari pembangunan rumah-rumah mewah dan permanen yang terletak hingga ke desa-desa. Selain itu, kiriman para TKI ada juga yang digunakan untuk modal usaha bagi keluarga mereka di kampung.
Salah seorang TKI asal Desa Singaraja, Kecamatan Indramayu, Rusawati, menjelaskan hasil jerih payahnya saat menjadi TKI selama sepuluh tahun di Arab Saudi, sangat berarti bagi keluarganya. Selain bisa membangun rumah permanen, dia juga bisa membeli sepetak kebun, membiayai kedua adiknya sekolah, dan memberi modal berdagang pakaian bagi ibunya. (sumber)
Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Indramayu, Wawang Irawan, menyebutkan jumlah kiriman uang TKI asal Kabupaten Indramayu sepanjang 2008 itu mencapai Rp 332 miliar. Sedangkan, sepanjang 2009 jumlahnya meningkat menjadi Rp 398 miliar.
‘’Jadi, rata-rata Rp 1 miliar per hari kerja,’’ ujar Wawang, Rabu (16/2).
Namun, Wawang mengatakan jumlah tersebut baru mencakup nilai uang yang dikirimkan para TKI melalui jasa western union di kantor pos. Padahal, tak sedikit TKI yang mengirimkan uangnya melalui lembaga perbankan. Ada juga yang dibawa langsung dalam bentuk tunai saat mereka pulang ke tanah air. ‘’Karena itu, jumlah yang sebenarnya pasti lebih besar,’’ kata Wawang.
Menurut Wawang, hasil jerih payah para TKI itu bisa dilihat dari pembangunan rumah-rumah mewah dan permanen yang terletak hingga ke desa-desa. Selain itu, kiriman para TKI ada juga yang digunakan untuk modal usaha bagi keluarga mereka di kampung.
Salah seorang TKI asal Desa Singaraja, Kecamatan Indramayu, Rusawati, menjelaskan hasil jerih payahnya saat menjadi TKI selama sepuluh tahun di Arab Saudi, sangat berarti bagi keluarganya. Selain bisa membangun rumah permanen, dia juga bisa membeli sepetak kebun, membiayai kedua adiknya sekolah, dan memberi modal berdagang pakaian bagi ibunya. (sumber)
Post a Comment