67 Transmigran Meninggal di Jembatan Sewo Indramayu



Indramayu - Demi sebuah kehidupan dan masa depan yang lebih layak, maka ratusan kilometer transmigran asal Kecamatan Ngandon Kabupaten Boyolali menempuh perjalan untuk menuju lokasi transmigrasi yang terletak UPT Rumbiya Propinsi Sumatera Selatan. Namun harapan itu kandas setelah bus yang ditumpanginya tergelincir kemudian masuk sungai dan terbakar di kali Sewo desa Sukra Indramayu.

Musibah yang terjadi pada pukul 04.30 dini hari tersebut terjadi pada salah satu bus dari 6 (enam) buah bus yang akan berangkat, dari musibah itu mengakibatkan korban meninggal dunia sebanyak 67 orang yang terdiri dari orang dewasa dan anak-anak. Diantara rombongan yang mengalami musibah, terdapat 3 (tiga) orang anak-anak selamat yang kemudian diangkat sebagai “anak angkat” keluarga besar transmigrasi mereka adalah Jaelani, Suyanto, dan Sangidu. Korban tewas semuanya dimakamkan di dekat pemakaman umum yang terletak dekat lokasi kejadian. Itulah sepenggal kisah yang memilukan yang terjadi pada 11 Maret 1974 silam, yang merenggut nyawa dari para pionir pembangunan transmigrasi.

Pada Selasa (8/12) di Monumen Makam Pionir Pembangunan Transmigrasi Desa Sukra - Indramayu dilakukan ziarah untuk kembali mengenang kejadian itu. Nampak dalam kegiatan itu Dirjen P2MKT Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Joko Sidik Pramono, Sekretaris Daerah Kabupaten Indramayu Drs. Supendi, kepala OPD, camat, anggota TNI/Polri, dan peserta ziarah lainnya, serta dua oaring yang selamat pada kejadian 1974 silam yakni Jaelani dan Suyanto.

Joko Sidik Pramono mengatakan, ziarah ini penting dilakukan untuk kembali mengingat kejadian penting dalam sejarah pembangunan transmigrasi di Indonesia. “Mereka yang meninggal di tempat ini merupakan kelompok warga pertama yang akan diberangkatkan ke lokasi transmigrasi petama kali di Indonesia, mereka adalah pionir pembangunan transmigrasi,” kata Joko.
Ia menambahkan, di era saat ini transmigrasi masih bisa dijadikan salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan sosial bagi daerah yang memiliki kepadatan penduduk sangat tinggi. Namun demikian tidak semua orang bisa memahami akan pentingnya transmigrasi, akan tetapi pihaknya tetap optimis program transmigrasi bisa menjadi salah satu solusi mengatasi social lainnya. (dens)

Powered by Blogger.