Warga Naikan Harga Tanah Untuk Proyek Tol

Indramayu - Masyarakat di tiga desa, yakni Desa Bantarwaru, Desa Sanca, Kec. Gantar, dan Desa Cikawung, Kec. Terisi, Kab. Indramayu menaikkan harga lahan mereka yang akan dibebaskan investor dalam proyek pembangunan Tol Cikampek-Palimanan seluas 133.60 ha. Bahkan masyarakat di tiga desa tersebut telah resmi mengeluarkan angka nominal ganti rugi tanah yang akan digunakan untuk kepentingan megaproyek jalan Tol Cikampek-Palimanan itu. Selain tanah milik warga, tanah negara milik Perum Perhutani juga akan terkena imbas.

Pembebasan lahan jalan Tol Cikampek-Palimanan mengalami deadlock. Dua kali pertemuan yang dilakukan investor dan warga yang difasilitasi Pemkab Indramayu masih belum menemukan titik temu. Warga masih bersikukuh dengan penawarannya. Sementara investor masih melakukan kajian dan perhitungan, sebelum memutuskan angka nominal yang disepakati.

Di Desa Bantarwaru, Kec. Gantar, warga mengajukan penawaran Rp 31 ribu hingga Rp 32 ribu per m2, warga di Desa Sanca, Kec. Gantar mengajukan harga Rp 34 ribu - Rp 38 ribu per m2. Hal yang sama juga dilakukan warga di Desa Cikawung, Kec. Terisi dengan penawaran Rp 17 ribu - Rp 18 ribu per m2. Penawaran tersebut, lebih tinggi dari penawaran awal sebelumnya.

Wawan Sugiarto (39), salah satu tokoh masyarakat Kec. Terisi menjelaskan, harga yang diajukan masyarakat kepada investor proyek Tol Cikampek-Palimanan dianggapnya cukup layak. Pasalnya sebagian besar warga yang terkena imbas proyek jalan tol tersebut sebagian besar merupakan petani.

Sementara itu, Kabag Pertanahan Pemkab Indramayu, Sugino menjelaskan, perundingan dengan warga akan terus dilakukan sebelum mencapai kata sepakat, terkait harga pembebasan ganti rugi. "Harapan kami dalam proses itu tidak ada kendala. Sehingga dari harga penawaran dan kesanggupan investor akan mendapatkan titik temu dapat disepakati," katanya.
Powered by Blogger.