70 Rumah Disapu Angin Puyuh

Listrik Mati, Penduduk Lempuyang Ketakutan
ANJATAN
- Hujan lebat disertai petir dan angin puyuh yang mengguyur Desa Lempuyang Kecamatan Anjatan, Senin (9/3) merobohkan dua rumah warga dan memporak-porandakan puluhan rumah lainnya. Berdasarkan data yang diperoleh koran ini, sedikitnya 70 rumah milik penduduk di Blok Pilangpayung RT 01, 02 dan 03 RW 03 mengalami kerusakan.

Kerusakan terbesar karena atap bangunan rata-rata terbang diterjang angin, serta tertimpa pohon yang rubuh. Amukan angin puting beliung tersebut juga merusak satu bangunan SD Negeri Lempuyang II yang terletak di tepi jalan raya Anjatan-Haurgeulis. Puluhan baliho caleg serta ratusan bendera maupun spanduk parpol, juga tidak luput dari terjangan angin.
Dua rumah warga yakni milik Casmad (45) dan Komari (40) di RT 02 RW 03 hancur berantakan. Kediaman Casmad, nyaris ambruk setelah tertimpa pohon mangga besar yang ada di sampingnya. Sedangkan rumah Komari yang dijadikan warung, berpindah tempat ke tengah pesawahan akibat disapu angin kencang.
Bencana itu juga mengakibatkan jaringan listrik tegangan menengah dan rendah yang melintang di RT 02 RW 03, putus karena tertimpa pohon. Akibatnya, sekitar 50 pelanggan PLN di kawasan itu untuk sementara tidak bisa menikmati aliran listrik.
Pantauan Radar, usai kejadian penduduk setempat masih terlihat shock. Selain karena tempat tinggalnya tidak lagi nyaman dihuni, putusnya kabel listrik membuat mereka cemas bakal tersengat setrum.
Hingga berita ini diturunkan, PLN belum menerjunkan petugas untuk mengatasi berbagai kerusakan yang terjadi. Kendati begitu, sebagian warga berusaha memperbaiki rumah mereka yang rusak. Warga juga mulai menebangi batang pohon yang ambruk di sekitar kediamannya dengan menggunakan alat potong seadanya.
Menurut keterangan sejumlah warga, musibah itu berawal saat terjadi hujan sangat deras sekitar pukul 14.30. Disaat bersamaan tiba-tiba angin bertiup kencang disertai suara guntur menggelar. Warga pun dihantui kecemasan. Ketika angin kencang mulai mengamuk dan menghancurkan rumah dan pohon, beberapa warga berlarian keluar rumah sambil mengumandangkan suara azan dan takbir.
“Tidak ada yang bisa dilakukan. Mau menyelamatkan diri kemana, cuaca gelap dan menyeramkan. Kami hanya bisa pasrah dan sebisa mungkin berdoa agar rumah kami tidak tertimpa bencana. Warga pun ramai-ramai mengumandangkan azan dan takbir,” ujar Toni (37) warga setempat.
Kuwu Desa Lempuyang Muhaemin membenarkan peristiwa itu telah membuat masyarakatnya ketakutan. “Ini kejadian yang baru pertama kali menimpa masyarakat sini. Semua warga shock berat, khawatir angin puyuh ini membahayakan jiwa mereka,” katanya.
Dari laporan sementara yang dihimpun masing-masing ketua RT, jumlah rumah yang rusak baru mencapai 70 rumah. Hanya saja, pihaknya belum bisa memastikan nilai kerugian akibat musibah tersebut. “Kami masih melakukan pendataan yang dilakukan oleh pamong desa dan Ketua RT,” terang Muhaemin. (kho)
Powered by Blogger.